Ia meraih gelar juara Thomas Cup pada 1976, 1979, dan 1984, dan menjadi juara All England pada 1978, 1979, dan 1981.
Hal ini yang membuat Liem dijuluki sebagai “King” yang berarti “Raja”, karena ia tak mengalami kekalahan selama 33 bulan.
Liem Swie King juga dikenal akan pukulan smash yang sangat kuat dan lompatan tinggi, ia pun mendapatkan julukan “King Smash”.
Taufik Hidayat berhasil menjadi Juara Dunia, meraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena, 3 kali menang di Juara Asia, 3 kali juara di Asian Games, serta 2 kali membawa nama Indonesia meraih juara Thomas Cup.
Di partai final, mereka mengalahkan andalan negeri Tiongkok Fu Haifeng/Cai Yun, 15-8, 15-11.Kemenangan penghujung tahun tersebut melengkapi kecemerlangan mereka di tahun tersebut setelah menjuarai Thailand, Singapura dan Korea Terbuka.Kemenangan ini juga mengantarkan Luluk/Alvent sebagai pemegang peringkat satu dunia.
Saat ini, Luluk bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kemenpora. Ia juga didaulat sebagai salah seorang pelatih bulutangkis di Sekolah Khusus Olahraga (SKO ) Ragunan.
Semenjak penghujung tahun 2012, Hendra Setiawan berpasangan dengan Mohammad Ahsan yang sebelumnya berpasangan dengan Bona Septano sedangkan Markis Kido bermain tandem di ganda putra dengan Alvent Yulianto dan di ganda campuran dengan sang adik, Pia Zebadiah.
Prestasi pertama yang diraih oleh Hendra Setiawan dengan Mohammad Ahsan adalah pada tahun 2012 sebagai semi finalis di YONEX Denmark Open 2012 sedangkan pada tahun 2013 berhasil menyabet dua gelar superseries yakni sebagai juara di Maybank Malaysia Open Superseries dan Djarum Indonesia Superseries Premier
Pada tahun 2014, Hendra dan Ahsan kembali membuat harum nama bangsa Indonesia. Ganda putra peringkat satu dunia ini sukses merebut gelar juara All England 2014 nomor Ganda Putra. Di final pasangan ini sukses menekuk ganda Jepang, Hiroyuki Endo dan Kenichi Hayakawa, dua set langsung 21-19 21-19.
Saat ini dirinya berada di posisi kedua dunia kelas ganda dalam ranking BWF.
9. Anthony Sinisuka Ginting
Pemain badminton Indonesia, Profil Anthony Sinisuka Ginting mengawali ketertarikan di dunia tepok bulu ini sudah dari kecil.
Ia lantas bergabung dengan klub SGS PLN Bandung, klub yang sama dengan peraih medali emas Olimpiade Taufik Hidayat. Sejak resmi menjadi atlet pelatnas, Anthony Ginting sudah menorehkan berbagai prestasi di tingkat internasional. Prestasi yang ia torehkan antara lain, Juara Badminton Asia Team Championship 2016 dan Juara Korea Open 2017.
Salah satu yang paling membanggakan dari seorang Anthony Ginting adalah saat ia mampu menembus babak semi final dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Hal itu pun menjadi sejarah bagi bulutangkis Indonesia. Pasalnya, Ginting menjadi atlet pertama untuk cabang bulu tangkis nomor tunggal putra setelah Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro yang meraih prestasi dalam Olimpiade Athena 2004. Saat ini posisi Anthony Sinisuka Ginting berada di ranking kelima dunia kategori single dalam BWF Badminton.
10. Jonathan Cristie
Jonathan Cristie ini memang sudah telrihat sejak kecil ketertarikannya di bidang bulu tangkis. Berlatih sejak usia 6 tahun, ia mencetak sejarah dengan menyabet 7 piala pada kejuaraan tingkat provinsi, nasional, dan internasional di usia 11 tahun. Di dalamnya termasuk Olimpiade Pelajar SD se-ASEAN pada tahun 2008.
Debutnya di turnamen internasional mulai saat ia berusia 15 tahun. Saat itu, ia bahkan langsung menjuarai Indonesia International Challenge 2013.
Pada kejuaraan yang sama di tahun depannya, ia pun masuk final. Tapi sayang, ia terpaksa harus mengakui keunggulan lawannya Lee Hyun Il yang sudah veteran. Itu pun setelah melalui pertandingan ketat 5 set.
Tahun 2015-2016 menjadi tahun-tahun sulit Jojo. Ia gagal menjuarai turnamen apa pun, bahkan sering tumbang di babak pertama. Hampir saja ia gantung sepatu jika bukan karena motivasi dan dukungan dari ayahnya yang tanpa henti.
Akan tetapi, setelah itu prestasi demi prestasi justru mengalir tanpa henti. Ia menyabet emas di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Ia bahkan menciptakan All Indonesian Final (setelah 9 tahun) pada Korea Open 2017 bersama Anthony Ginting.
Di 2019 juga ia sukses merengkuh gelar bergengsi New Zealand Open dan Australian Open. Di Australia Open, ia sukses membalas kekalahannya atas Ginting 2017 lalu di final.
Puncaknya, saat ia berhasil mengantar Indonesia membawa pulang Piala Thomas 2021, setelah 19 tahun penantian. Sementara dalam ranking dunia, nama Jonathan Christie menempati urutan nomor 8.
11. Greysia Polii
Greysia Polii merupakan salah satu atlet ganda putri olahraga cabang bulu tangkis Indonesia. Kemenangannya di Olimpiade Tokyo 2020 lalu bersama pasangannya Apriyani Rahayu menjadi sejarah baru bagi Indonesia khususnya cabang olahraga bulu tangkis. Momentum keberhasilannya di ajang Olimpiade menjadi hadiah yang pas untuk ulang tahun Indonesia ke-76.
Ia memulai kariernya sebagai atlet tim nasional bulu tangkis sejak tahun 2003. Ia sudah gemar bermain bulu tangkis sejak berusia enam tahun. Kemudian ia yang pindah ke Jakarta pada tahun 1995 akhirnya bergabung dengan klub Jaya Raya Jakarta.
Saat menjadi anggota klub, sang pelatih yang bernama Retno Koestijah menyadari bahwa ia lebih cocok menjadi atlet ganda. Akhirnya saat memasuki Pelatnas Cipayung sebagai atlet pun ia diposisikan sebagai pemain ganda.
Ia memulai debutnya sebagai tim nasional Indonesia dalam ajang Piala Uber tahun 2004. Namun, saat itu ia hanya berhasil mencapai babak perempat final.
Permainannya mulai terlihat menunjukkan banyak peningkatan saat di turnamen Singapore Open, ia dan Nitya Krishinda Maheswari yang saat itu menjadi pasangannya mampu mengalahkan ganda putri nomor 1 dunia, Wong Pei Tty dan Chin Eei Hui dari Malaysia.
Kemudian pada 2014. ia dan Nitya berhasil meraih medali emas di cabang bulu tangkis nomor ganda putri Asian Games 2014 yang digelar di Incheon, Korea Selatan.
Tahun 2017, ia dipasangkan dengan Apriyani Rahayu yang kemudian menjadi rekannya dalam merebut medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 pada tanggal 2 Agustus 2021.
12. Bilqis Prasista
Moms dan Dads, atlet bulu tangkis yang tengah naik daun saat ini adalah Bilqis Prasista. Dirinya berhasil menyabet kemenangan di laga Uber Cup 2022 atas peringkat satu dunia, Akane Yamaguchi. Atlet peringkat 333 dunia itu mampu mengalahkan peringkat satu dunia benar-benar menyorot perhatian.
Ternyata darah bulu tangkisnya sudah mengalir dari orangtua yaitu dari sang ayah Joko Supriyanto yang merupakan juara dunia 1993 di tunggal putra dan ibunya Zelin Resiana yang pernah menjuarai Uber Cup 1994 dan 1996.
Gadis kelahiran 24 Mei 2003 ini juga memiliki saudara bernama Bilqis Pratista yang sama-sama juga bermain bulu tangkis dan masuk PB Djarum pada 2018.
Bilqis juga sudah menorehkan berbagai gelar bergengsi seperti Juara di Jakarta Junior International Series 2019 (U17), Juara tunggal remaja Djarum Sinar Sumatera Selatan Open 2019, Juara di Bangladesh Junior International Series 2021, Runner up Denmark Junior dan menjadi bagian tim Indonesia menjuarai ajang BATC di Malaysia Februari 2022.
Hingga saat ini, dunia pun menyorot kekalahan mengejutkan Akane Yamaguchi dari Bilqis Prasista pun menjadi sorotan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, BWF mengungkapkan rasa terkejutnya setelah pemain badminton putri nomor satu dunia itu berhasil ditaklukan Bilqis Prasista.
“Wow. Sensasional! Indonesia kamu punya Bintang Baru, Bilqis Prasista (Peringkat 333) dengan kemenangan atas peringkat 1 dunia Akane Yamaguchi,” tulis BWF di Instagram @bwf.official.
13. Apriyani Rahayu
Apriyani Rahayu mengawali karier sebagai atlet bulutangkis pada tahun 2011, saat mulai berlatih di Klub Pelita Bakrie, Jakarta. Di klub tersebut, Apriyani diberi kesempatan selama tiga bulan untuk menunjukkan kemampuannya.
Jika tidak ada kemajuan, ia terpaksa harus mengundurkan diri. Akhirnya, Apriyani mampu memperlihatkan kemampuannya dengan kesempatan pertama tampil di ajang Sirnas Djarum 2012 di Banjarmasin.
Wanita kelahiran Lawulo, Sulawesi Tenggara, ini tampil di nomor tunggal putri, tapi sayang ia harus tersingkir di babak pertama. Toto Sunarto sebagai pelatih, memberikan arahan untuk Apriyani beralih ke nomor ganda.
Ternyata Apriyani Rahayu lebih memiliki kemampuan bermain di nomor ganda. Akhirnya, nama Apriyani mulai bersinar kembali saat berpasangan dengan Jauza Fadhillah Sugiarto yang merupakan putri bungsu, Icuk Sugiarto
Di usia yang baru menginjak 23 tahun, ia sudah menoreh sejumlah prestasi yang mengharumkan nama Indonesia. Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh Apriyani Rahayu, di antaranya Kejuaraan Dunia Junior di Malaysia 2014 (perak), Kejuaraan Dunia Junior 2015 di Peru (perunggu), Kejuaraan Asia Junior 2015-2016 (2 perunggu), BWF International 2015-2016, BWF Grand Prix 2017, BWF Superseries 2017, BWF World Tour (2018-2021), Kejuaraan Dunia 2018 di Tiongkok (perunggu), Asian Games 2018 (perunggu), dan Kejuaraan Dunia 2019 di Swiss (perunggu).
Nah, itu dia daftar atlet bulu tangkis yang mengharumkan nama Indonesia. Sungguh membanggakan ya. Siapa nih yang jadi idola Moms?