Benarkah Olahraga Berlebihan Berbahaya untuk Jantung?

Contents

Begitu banyak cara untung berolahraga, dari yoga, berenang, angkat beban, bersepeda, sampai joging. Setiap jenis olahraga itu memiliki manfaat masing-masing. Semua orang tentu ingin mendapatkan manfaat tersebut. Para ahli kesehatan pun merekomendasikan olahraga teratur guna menjaga tubuh tetap sehat. Tapi hati-hati, olahraga berlebihan justru membahayakan kesehatan, termasuk jantung.

Baca Juga : Cobain 5 Olahraga Paling Berbahaya di Dunia: Nomor 1 Renggut Ratusan Korban!

Kenali Olahraga Berlebihan

Olahraga ibarat es krim. Bila dikonsumsi secukupnya, es krim terasa nikmat dan beberapa bahannya bermanfaat untuk tubuh. Namun jika kebanyakan, es krim justru berbahaya terutama karena adanya kandungan gula di dalamnya. Olahraga pun begitu. Bila ingin memastikan beroleh manfaat olahraga, harus tahu batasnya. Sebab, dalam banyak kasus, olahraga yang mulanya adalah kebiasaan baik perlahan bisa menjadi obsesi dan/atau perilaku berbahaya.

Sejumlah penelitian menemukan dampak olahraga berlebihan terhadap kesehatan. Terutama bagi jantung. Banyak insiden terkait dengan penyakit jantung yang melibatkan atlet atau orang yang sedang berolahraga yang terjadi. Beberapa di antaranya bahkan berakibat fatal. Mungkin muncul pertanyaan, bagaimana mungkin atlet bisa terserang penyakit jantung justru ketika berolahraga?

Salah satu dugaan yang muncul adalah mereka melakukan olahraga secara berlebihan. Tapi bisa jadi timbul pertanyaan baru: bagaimana cara kita mengetahui olahraga berlebihan? Apa batas-batasnya? Sulit untuk menjawab pertanyaan itu karena respons tubuh setiap individu terhadap olahraga berlainan.

Bagi kebanyakan orang, aktivitas fisik sedang selama 30 menit per hari aktivitas fisik sudah cukup untuk kesehatan fisik yang optimal. Namun itu tidak berarti olahraga lebih dari 30 menit setiap hari berbahaya dalam setiap situasi. Untuk menentukan apakah olahraga itu berlebihan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan:

  • Apakah waktunya banyak tersita untuk olahraga?
  • Apakah tetap berolahraga walau sedang sakit atau cedera?
  • Apakah rela melewatkan acara sosial untuk berolahraga?
  • Apakah sebagian besar hidupnya dikaitkan dengan olahraga?
  • Apakah khawatir atau mudah marah bila tidak memungkinkan untuk berolahraga?
  • Apakah ada rutinitas olahraga yang ketat dan sangat terstruktur yang harus dipatuhi?

Bila jawaban untuk beberapa atau malah semua pertanyaan itu adalah “iya”, kemungkinan besar orang olahraga yang dilakukan individu tersebut berlebihan. Meski demikian, hanya ahli profesional terlatih yang dapat mendiagnosis kondisi individu tersebut secara pasti.

 

Dampak Negatif Olahraga Berlebihan untuk Jantung

Menurut sejumlah riset, olahraga latihan ketahanan fisik dapat membentuk ulang jantung. Saat melakukan latihan ini, jantung akan meregang dan menjadi lebih besar serta kuat agar dapat memompa lebih banyak darah. Sebab, jantung merupakan organ yang terdiri atas otot. Sama halnya dengan saat kita berlatih angkat barbel yang bisa membuat otot bisep tumbuh besar dan kuat. Jantung atlet olahraga ketahanan fisik umumnya lebih besar dua kali lipat jantung orang non-atlet.

Ukuran jantung yang lebih besar ini pada dasarnya baik karena artinya jantung bisa memompa darah lebih efisien. Tapi, dalam beberapa kasus, diduga ada kaitan antara olahraga dan terjadinya pembengkakan jantung (kardiomegali) atau jaringan parut pada jantung (fibrosis). Selain itu, ada peningkatan risiko atrial fibrilasi akibat olahraga ketahanan fisik tingkat tinggi. Misalnya maraton, bersepeda lintas alam, dan olahraga ketahanan lain yang berlangsung berjam-jam.

Mendorong tubuh ke kemampuan maksimal setiap hari bisa membuat jantung mengalami tekanan sehingga risiko atrial fibrilasi meningkat. Gangguan irama detak jantung yang tak beraturan ini bisa berujung pada gagal jantung atau stroke.

 

Apakah Tanda Jika Anda Sudah Olahraga Berlebihan?

Ada setidaknya tiga jenis tanda utama yang mengindikasikan olahraga berlebihan, yaitu fisik, mental, dan emosional. Berikut ini di antaranya:

  • Masih merasa lelah meski sudah tidur 7-8 jam saat malam hari
  • Kerap mengalami cedera, misalnya otot tertarik, peradangan, dan tulang retak akibat tekanan berlebihan dan berulang
  • Lebih sering sakit lantaran sistem imun terus-terusan di bawah tekanan akibat olahraga berlebihan
  • Merasa lesu dan mudah marah sebagai indikasi adanya depresi pada tingkat tertentu
  • Makan terlalu banyak karena tubuh memerlukan lebih banyak kalori untuk sumber energi selama beraktivitas tiap hari
  • Kurang motivasi dan cenderung bosan saat melakukan olahraga yang dulu digemari

Tips Berolahraga Secara Aman

Mengingat olahraga berlebihan justru tidak baik untuk kesehatan, cobalah melakukan gerak badan secara aman. Cara yang utama adalah memperhatikan tubuh agar tahu kapan waktunya menyudahi olahraga dan beristirahat cukup. Berikut ini tips berolahraga secara aman:

  • Makan cukup kalori sesuai dengan level olahraga
  • Minum air yang cukup saat berolahraga
  • Usahakan untuk tidur setidaknya 8 jam setiap malam
  • Jangan berolahraga di tempat yang sangat panas atau amat dingin
  • Kurangi atau hentikan olahraga saat Anda merasa tidak enak badan atau berada di bawah banyak tekanan
  • Ambil jeda setidaknya 6 jam antara olahraga satu dan olahraga lain
  • Setidaknya satu hari dalam sepekan istirahatkan tubuh

Kapan Harus ke Dokter?

Orang awam mungkin sulit untuk menyadari olahraga berlebihan yang ia lakukan. Karena itu, lebih baik berkonsultasi dengan dokter bila curiga telah melakukan olahraga secara berlebihan. Temui dokter terutama jika Anda:

  • Mendapati gejala olahraga berlebihan
  • Merasa obsesif terhadap olahraga
  • Tak bisa mengendalikan seberapa sering olahraga
  • Tak bisa mengontrol seberapa banyak konsumsi makanan