Berbagai Olahraga Berbahaya yang Populer di Indonesia

Contents

Gerakan olahraga yang salah bisa menyebabkan cedera. Oleh sebab itu, Kamu perlu mengetahui olahraga berbahaya, seperti tinju, Kano, hingga surfing.

Setiap latihan atau gerakan olahraga memiliki risiko masing-masing. Bahkan berjalan kaki pun bisa membuat Anda cedera bila tidak dilakukan dengan teknik dan prinsip yang benar. Kendati demikian, tidak dipungkiri bahwa memang ada beberapa olahraga berbahaya atau ekstrem yang memiliki tingkat kesulitan serta risiko cedera yang tinggi.

Seperti apa olahraga yang dikatakan berbahaya?

Gerakan olahraga yang salah dapat menyebabkan cedera. Menurut sains, yang dimaksud dengan olahraga berbahaya adalah semua jenis olahraga dengan tingkat risiko cedera parah hingga kematian bagi pelakunya.

Jenis olahraga ini memiliki ciri khas, yakni menantang kondisi fisik maupun mental seseorang, mulai dari segi kecepatan, ketinggian, kedalaman, maupun kondisi alam yang ekstrem dan sulit ditaklukkan.

Meski memiliki risiko tinggi, olahraga berbahaya banyak digandrungi oleh orang-orang di seluruh belahan dunia karena lebih menantang adrenalin dibanding olahraga tradisional. Oleh karena itu, pada praktiknya, olahraga berbahaya ini digolongkan lagi menjadi beberapa kategori, seperti olahraga jelajah, olahraga alternatif, olahraga gaya hidup, dan olahraga aksi.

Baca Juga : Ini 6 Cara Tingkatkan Kualitas Dirimu Di Usia Muda

Jenis olahraga berbahaya

Ada banyak sekali jenis olahraga berbahaya yang menantang nyali sekaligus adrenalin Anda. Beberapa olahraga yang banyak dikenal di Indonesia antara lain:

1. Base jumping

Untuk melakukan olahraga ini, seseorang harus naik pesawat khusus terlebih dahulu, kemudian terjun dari ketinggian, membuka parasut, dan mendarat di tempat yang telah disiapkan. Sayangnya, tidak sedikit orang yang akhirnya meninggal dunia atau menderita cedera berat akibat parasut macet sehingga mereka seperti terhempas jatuh dari langit tanpa perlindungan keamanan.

2. Tinju

Meski tergolong sebagai olahraga tradisional, gerakan tinju yang memukul wajah dengan keras dapat mengakibatkan cedera parah seperti gangguan otak (semisal demensia) hingga kematian. Menurut penelitian, rasio kematian petinju setiap tahunnya adalah 1 banding 2.200.

3. Kano

Sepintas, kano terlihat bukan seperti olahraga berbahaya karena hanya membutuhkan keahlian mendayung perahu. Kendati demikian, penelitian menunjukkan rasio kematian pemain kano per tahunnya mencapai 1 banding 10.000 orang, salah satunya akibat kondisi alam yang berubah drastis saat Anda melakukan kano.

4. Panjat tebing

Berdasarkan definisinya, panjat tebing dan mendaki gunung berapi termasuk olahraga berbahaya karena dilakukan untuk menaklukkan alam. Tipe olahraga ini tergolong sebagai olahraga petualangan dengan rasio kematian 1 banding 750 orang per tahun.

5. Scuba diving

Ketika Anda menyelam ke dasar laut, aliran darah ke otak bisa terganggu sehingga dapat mengakibatkan gangguan fungsi kognitif. Oleh karena itu, Anda wajib mengambil sertifikasi menyelam terlebih dahulu sebelum mencoba scuba diving serta didampingi oleh profesional saat melakukannya.

6. Surfing

Surfing dikategorikan sebagai olahraga berbahaya bukan hanya karena aktivitasnya yang menantang ombak lautan, melainkan juga adanya ancaman dari hiu. Hal ini dialami oleh Bethany Hamilton pada 2003 ketika diserang hiu raksasa saat sedang surfing. Akibatnya, lengan kirinya putus dan ia kehilangan 60% darah, meski nyawanya masih bisa selamat.

Tips melakukan olahraga yang aman

Melakukan olahraga berbahaya boleh-boleh saja, tapi Anda sangat disarankan untuk memperhatikan betul prosedur pengamanannya agar tidak menimbulkan cedera. Jika Anda memiliki masalah kesehatan yang spesifik, berkonsultasilah dengan dokter sebelum melakukan olahraga berbahaya apapun.

Selain itu, lakukan juga tips dasar berikut untuk meminimalisir risiko cedera saat Anda berolahraga:

1. Lakukan pemanasan dan pendinginan

Gerakan pemanasan dan pendinginan sebisa mungkin dilakukan 10 menit sebelum dan 10 menit sesudah olahraga inti.

2. Mulai dengan perlahan

Sebelum mencoba olahraga berbahaya, tubuh harus mengenal olahraga yang lazim dan berintensitas ringan terlebih dahulu, misalnya jogging atau bersepeda. Hal ini dilakukan agar otot tidak ‘kaget’ sehingga Anda rentan cedera, seperti kram hingga cedera ligamen.

3. Jangan paksakan tubuh

Kondisi fisik seseorang berbeda-beda, termasuk level staminanya. Hentikan latihan saat tubuh sudah merasa lelah serta jangan lakukan olahraga berbahaya saat Anda sedang sakit atau tidak fit.

4. Gunakan pakaian yang sesuai

Olahraga berbahaya harus dilakukan secara ekstra hati-hati, termasuk mengenakan pakaian yang memenuhi standar keamanan serta kenyamanan pemainnya.

5. Jangan berolahraga saat cuaca terik

Hindari melakukan olahraga saat cuaca terik, karena dikhawatirkan dapat membuat suhu tubuh cepat naik dan memicu dehidrasi.

6. Rehidrasi

Jangan lupa juga untuk menyediakan minuman, bila perlu cairan elektrolit, untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat berolahraga.

Mengalami pegal-pegal 12-24 jam seusai berolahraga adalah hal yang normal. Namun, bila pegal-pegal tidak juga hilang dalam 1-2 minggu setelah berlatih, periksakan diri ke dokter.

Catatan

Perlu diingat juga bila Anda langsung merasakan nyeri otot selama melakukan olahraga, berarti jangan melanjutkan latihan. Hentikan juga latihan bila merasa pusing, mual, muntah, sesak napas, dan kram.