Kapan ASEAN Bisa Perkasa Seperti Uni Eropa? Ini Jawaban Dubes Singapura

Contents

ASEAN Youth Fellowship (AYF) berkunjung ke Sekretariat ASEAN pada Jumat (4/11/2022). Para delegasi juga menghadiri acara seminar bersama pakar ASEAN di sekretariat.

Turut menjadi pembicara adalah Duta Besar Singapura untuk ASEAN, Kok Li Peng. Ia menjawab terkait perbandingan antara Uni Eropa dan ASEAN.

Uni Eropa memiliki pengaruh global yang sangat kuat. Ini berbeda dari ASEAN yang suaranya kurang terdengar di bidang internasional.

Dubes Kok Li Peng mengakui bahwa Uni Eropa telah berhasil meraih target-target untuk memperkuat Eropa, baik dari segi ekonomi maupun perdamaian.

Namu, ia menjelaskan bahwa masih sangat jauh bagi ASEAN agar menjadi supranasional seperti Uni Eropa. Ia mengingatkan bahwa sebagai lembaga supranasional, negara-negara Uni Eropa harus rela menyerahkan bagian kedaulatan mereka.

“Kamu menyerahkan hak kedaulatanmu untuk menentukan nasib sendiri,” ujar Dubes Kok Li Peng di Sekretariat ASEAN.

Ia mencontohkan keputusan moneter di Uni Eropa yang notabene diatur oleh Bank Sentral Eropa. Hal seperti itu tentunya tak ada di Asia Tenggara.

Dubes Kok Li Peng turut menjelaskan bahwa pada dasarnya EU adalah sebuah “union” dan ASEAN adalah “asosiasi”.

Hal lain yang disorot Dubes Kok Li Peng adalah negara-negara ASEAN masih sangat muda. Ia meragukan saat ini ada negara ASEAN yang ingin menyerahkan porsi kedaulatan demi membentuk lembaga ala Uni Eropa.

“Kita masih sangat muda. Saya pikir negara Asia Tenggara yang paling tua mungkin adalah Thailand, dan Indonesia. Brunei baru akan berusia 30-an, Singapura berusia 57 tahun, ini semua adalah usia-usia yang muda untuk negara,” ujar Dubes Singapura.

Namun, ia menyebut bahwa ke depannya bisa saja muncul animo yang mendukung ASEAN agar seperti Uni Eropa.

“Tetapi mungkin 50 tahun ke depan, siapa tahu?” ujar Dubes Singapura.

Jelang KTT G20 Bali

Beralih ke KTT G20 Bali, pihak kepolisian sedang fokus berusaha mengamankan acara.

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, pihaknya menggelar latihan pra Operasi Puri Agung 2022, jelang pelaksanaan presidensi KTT G20 di Bali.

Dia menuturkan, latihan ini akan digelar selama 3 hari hingga dengan sabtu 5 November 2022.

Adapun tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan anggota Polri secara teknis sesuai fungsi dan bidangnya masing-masing disamping tentunya mereka harus tahu potensi-potensi kerawanan yang terjadi di tempat mereka ditugaskan nanti.

“Kemudian cara bertindak apa yang harus dia lakukan di objek itu, menjelang, pada saat dan pasca kegiatan presidensi G20,” kata Gatot dalam keterangannya, Jumat (4/11/2022).

Dalam pengamanan, Gatot mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi berkoordinasi bersinergi dengan TNI, Kementerian/Lembaga, Pemda, termasuk masyarakat dan pecalang-pecalang.

“Sehingga kita betul-betul menyiapkan langkah-langkah dan upaya untuk mengantisipasi potensi kerawanan yang ada,” katanya.

Ia pun berharap dengan persiapan yang matang dan baik, maka segala potensi kerawanan yang sudah dipetakan dapat diminimalkan sehingga pelaksanaan presidensi G20 berjalan aman dan lancar baik pada side event maupun main event pada 15-16 November mendatang.

“Kegiatan Operasi Puri Agung adalah Operasi terpusat yang melibatkan beberapa Polda yaitu Polda Bali, Polda NTB, dan Polda Jatim. Anggota ada 9.700 orang,” jelas Gatot.

17 Negara Sudah Konfirmasi Hadir di KTT G20

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan bahwa 17 negara telah mengkonfirmasi kehadirannya dalam KTT G20 yang diselenggarakan di Bali, 15-16 November mendatang.

Sementara itu, tiga negara lainnya masih belum memberikan keputusan akhir.

“Para pemimpin negara-negara G20 akan hadir di Konferensi Tingkat Tinggi ke-17 G20 di Bali pada 15 hingga 16 November mendatang. Setidaknya, sudah 17 pemimpin negara yang telah menyatakan kesediaan untuk hadir. Tiga lainnya sedang ditunggu konfirmasinya,” seperti tertulis dalam akun resmi Instagram @jokowi.

Ia juga mengungkapkan bahwa ini merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah bagi perhelatan akbar.

“Kedatangan para pemimpin negara pada KTT G20 di Bali merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia mengingat situasi dunia yang sangat sulit seperti ini,” sambung pernyataan Jokowi dalam postingan tersebut.

Hingga kini, Presiden Vladimir Putin juga belum memutuskan siapa pejabat tinggi yang akan dia kirim ke Indonesia.

Kedutaan Besar Rusia di Indonesia juga masih belum memberikan pengumuman tegas apakah Presiden Putin akan datang. Namun, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa Presiden Putin akan hadir.

Joe Biden Dipastikan Hadir

Sementara, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah dipastikan hadir di G20. Presiden Biden akan di Jakarta pada 13-16 November 2022.

“Presiden akan berada di Bali, Indonesia pada 13 November hingga 16 November untuk G20 Leaders’ Summit,” ujar Karine Jean-Pierre dalam konferensi pers, dikutip dari situs resmi Gedung Putih.

“Di Bali, Presiden akan memuji kepemimpinan G20 Presiden Widodo dan menyorot komitmen AS kepada forum paripurna ini untuk kerja sama ekonomi dengan negara-negara yang mewakili lebih dari 80 persen GDP dunia,” jelas Jean-Pierre.

Dijelaskan bahwa Presiden Biden ingin membahas perubahan iklim, dampak global perang Vladimir Putin di Ukraina, serta isu pangan dan energi.

Pihak Kedutaan Besar Uni Eropa di Indonesia juga telah memberikan konfirmasi bahwa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan hadir di G20 Bali.

Baca Juga :